Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatra Barat mendorong masyarakat di daerah itu agar melestarikan kesenian tradisional berupa Tari Balota.
"Tarian ini berasal dari Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, yang mulai langka sehingga perlu upaya semua pihak untuk melestarikannya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat Jasman Rizal di Arosuka, Sabtu (8/9).
Menurut dia, tidak hanya itu, dari hasil pengamatan ternyata kesenian Balota tersebut satu-satunya di dunia, karena hanya dimiliki Kabupaten Solok.
"Ini merupakan suatu kebanggaan bagi Kabupaten Solok karena telah memiliki kesenian yang tidak dimiliki daerah bahkan negara lain," ujarnya.
Ia menjelaskan, teknik dalam tarian tersebut memakai cambuk yang terbuat dari pelepah batang pisang, kemudian dipukulkan sehingga menimbulkan seperti suara ledakan.
"Makna yang terkandung dalam tarian itu adalah salah satu bentuk hukuman bagi masyarakat yang melanggar aturan adat," katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, pada hakikatnya tarian tersebut memiliki pesan moral yang baik untuk masyarakat, dimana dalam kesenian tersebut digambarkan tentang hukuman kepada seseorang yang telah melanggar hukum adat.
"Di mana di Sumatra Barat ada aturan adat yang harus dipatuhi masyarakat, bagi yang melanggarnya akan ada hukuman secara adat," katanya.
Ditambahkan Jasman, jika kesenian ini bisa dilestarikan diyakini akan bisa menjadi menjadi salah satu ikon pariwisata Kabupaten Solok.
"Jika semua pemangku kepentingan berniat untuk menyemarakkan tari Balota tersebut, saya yakin bisa menjadi ikon budaya sehingga menggenjot kunjungan wisatawan," katanya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok Patris Chan juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, potensi budaya seperti tari Balota tersebut penting untuk dipertahankan.
"Di samping memiliki nilai budaya, kesenian ini juga akan bisa menjadi ikon budaya daerah, untuk itu kita berharap semua pemangku kepentingan mendorong generasi muda untuk melestarikannya," katanya. (Heri.F/Ant)
(Editor : Heri Firmansyah)Sumber : http://rri.co.id
"Tarian ini berasal dari Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, yang mulai langka sehingga perlu upaya semua pihak untuk melestarikannya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat Jasman Rizal di Arosuka, Sabtu (8/9).
Menurut dia, tidak hanya itu, dari hasil pengamatan ternyata kesenian Balota tersebut satu-satunya di dunia, karena hanya dimiliki Kabupaten Solok.
"Ini merupakan suatu kebanggaan bagi Kabupaten Solok karena telah memiliki kesenian yang tidak dimiliki daerah bahkan negara lain," ujarnya.
Ia menjelaskan, teknik dalam tarian tersebut memakai cambuk yang terbuat dari pelepah batang pisang, kemudian dipukulkan sehingga menimbulkan seperti suara ledakan.
"Makna yang terkandung dalam tarian itu adalah salah satu bentuk hukuman bagi masyarakat yang melanggar aturan adat," katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, pada hakikatnya tarian tersebut memiliki pesan moral yang baik untuk masyarakat, dimana dalam kesenian tersebut digambarkan tentang hukuman kepada seseorang yang telah melanggar hukum adat.
"Di mana di Sumatra Barat ada aturan adat yang harus dipatuhi masyarakat, bagi yang melanggarnya akan ada hukuman secara adat," katanya.
Ditambahkan Jasman, jika kesenian ini bisa dilestarikan diyakini akan bisa menjadi menjadi salah satu ikon pariwisata Kabupaten Solok.
"Jika semua pemangku kepentingan berniat untuk menyemarakkan tari Balota tersebut, saya yakin bisa menjadi ikon budaya sehingga menggenjot kunjungan wisatawan," katanya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok Patris Chan juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, potensi budaya seperti tari Balota tersebut penting untuk dipertahankan.
"Di samping memiliki nilai budaya, kesenian ini juga akan bisa menjadi ikon budaya daerah, untuk itu kita berharap semua pemangku kepentingan mendorong generasi muda untuk melestarikannya," katanya. (Heri.F/Ant)
(Editor : Heri Firmansyah)Sumber : http://rri.co.id
EmoticonEmoticon