Kemaren sore saya harus menjejaki kaki di sekitar kawasan pasar raya Padang untuk suatu keperluan. Usai mendapatkan apa yang tadinya saya cari maka saya segera mengayunkan langkah ke arah kantor Balai Kota Padang, seraya menoleh kiri dan kanan tiba-tiba pandangan saya terhenti pada salah satu sudut yang tampak ramai dikunjungi oleh masyarakat. Tempat tersebut berada di depan kantor Balai kota Padang.
Berbekal rasa ingin tahu lebih dalam maka saya memutuskan untuk singgah di tempat tersebut. Ternyata ini adalah PASA PABUKOAN, sebuah pasar kaget yang khusus menyediakan aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Pasar kaget ini senantiasa ada setiap tahunnya dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan di kota penghasil Bingkuang ini.
Jiwa photography saya tak sabar untuk mengambil beberapa photo untuk mengabadikan momentum ini sehingga dapat share di lingkungan yang lebih luas lagi. "Uni wartawan ya, nanti kami masuk koran dong ni?", ujar salah satu dara manis yang ikut berdagang di sana tatkala menyaksikan saya sibuk memfoto stand-stand yang ada.
Animo masyarakat untuk mengunjungi pasar ini ternyata cukup besar. Lokasi pasar pabukoan yang tidak begitu luas tampak dibanjiri pengunjung. Para pedagang dengan ramahnya senantiasa mempromosikan dagangannya guna menarik perhatian pengunjung sehingga berkenan untuk membeli di stand mereka. Yang menarik bagi saya justru kaum adam yang mendominasi para pengunjung yang hadir sore itu. Para lelaki yang masih mengenakan seragam kantor mereka tampak antusias sekali membeli aneka makanan dan minuman yang ada. Ini bukanlah pemandangan yang biasa di kota kami karena lelaki biasanya berbelanja ditemani oleh istri dan atau anak-anak mereka. Kali ini mereka justru berbelanja sendiri atau ditemani oleh rekan sekerja yang juga bergender pria hehehehe.
Es cendol, es buah, es teller, kolak pisang, kolak dalimo, merupakan sederet nama minuman segar dan kolak yang dapat kita temui di pasar pabukoan tersebut.
Para pedagang yang memilih gorengan sebagai menu andalan mereka justru menggoreng langsung aneka gorengandi stand mereka sehingga pengunjung dapat memperoleh gorengan yang masih panas dan baru. Tahu berontak, bakwan, pargedel kentang, pargedel jagung, dan sala lauak serta goreng udang adalah sejumlah varian gorengan yang dapat kita beli di stand-stand pabukoan ini.
Banyaknya varian makanan dan minuman yang dijajakan di pasar ini membuat orang memberikan istilah 'pasar seribu satu pabukoan' sebagai nama lain untuk pasar kaget ini. Ragam makanan yang sangat banyak membuat pengunjung benar-benar serasa berada di sorga makanan. Rendang, kalio daging, gulai tunjang, dendeng batokok, samba lado, anyang, gulai kambiang, gulai kapalo ikan, ayam balado, ayam kecap, mie/bihun goreng, dan pical adalah sebagian kecil nama makanan yang dengan mudah kita peroleh di pasar kaget ini.
Tak hanya sambal dan kolak, berbagai penganan ringan tradisional Minang pun ikut menambah daftar hidangan pabukoan yang dapat kita beli di pasar ini. Beberapa nama kue-kue tradisional yang diperjualbelikan di sini adalah lapek bugih, onde-onde sipuluik, surabi, dan berbagai kue basah lainnya.
Berbekal rasa ingin tahu lebih dalam maka saya memutuskan untuk singgah di tempat tersebut. Ternyata ini adalah PASA PABUKOAN, sebuah pasar kaget yang khusus menyediakan aneka makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Pasar kaget ini senantiasa ada setiap tahunnya dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan di kota penghasil Bingkuang ini.
Jiwa photography saya tak sabar untuk mengambil beberapa photo untuk mengabadikan momentum ini sehingga dapat share di lingkungan yang lebih luas lagi. "Uni wartawan ya, nanti kami masuk koran dong ni?", ujar salah satu dara manis yang ikut berdagang di sana tatkala menyaksikan saya sibuk memfoto stand-stand yang ada.
Tahun ini pasar pabukoan tidak hanya berada di satu titik seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Selain di jantung kota Padang ini, pasar pabukoan juga dapat kita temui di kawasan tarandam. Dari informasi di media saya mengetahui bahwa pasar pabukoan ini disediakan oleh pemerintah dengan jumlah stand 40 di kawasan Tarandam dan 63 stand di depan kantor Balai Kota Padang. Pemerintah menyediakan tenda dan meja untuk menunjang operasional pasar kaget tersebut. Partisi lainnya dibawa oleh masing-masing pedagang sesuai dengan kebutuhannya.
Sembari mengelilingi stand yang ada di pasar pabukoan tersebut, saya mencoba untuk mewawancarai salah seorang pedagang di sana. Menurut informasi yang saya peroleh dari beliau, para pedagang yang membuka stand di Pasar Pabukoan depan kantor Wali kota Padang tersebut dikenai biayai stand sebesar Rp. 1.000.000,- untuk satu bulan per standnya. Lain halnya dengan pedagang yang membuka stand pabukoan di kawasan Tarandam, para pedagang justru tidak dikenai biaya stand alias gratis. Ukuran meja yang disediakan untuk masing-masing stand adalah 1 x 1,5 meter.
Para pedagang yang memilih gorengan sebagai menu andalan mereka justru menggoreng langsung aneka gorengandi stand mereka sehingga pengunjung dapat memperoleh gorengan yang masih panas dan baru. Tahu berontak, bakwan, pargedel kentang, pargedel jagung, dan sala lauak serta goreng udang adalah sejumlah varian gorengan yang dapat kita beli di stand-stand pabukoan ini.
Banyaknya varian makanan dan minuman yang dijajakan di pasar ini membuat orang memberikan istilah 'pasar seribu satu pabukoan' sebagai nama lain untuk pasar kaget ini. Ragam makanan yang sangat banyak membuat pengunjung benar-benar serasa berada di sorga makanan. Rendang, kalio daging, gulai tunjang, dendeng batokok, samba lado, anyang, gulai kambiang, gulai kapalo ikan, ayam balado, ayam kecap, mie/bihun goreng, dan pical adalah sebagian kecil nama makanan yang dengan mudah kita peroleh di pasar kaget ini.
Tak hanya sambal dan kolak, berbagai penganan ringan tradisional Minang pun ikut menambah daftar hidangan pabukoan yang dapat kita beli di pasar ini. Beberapa nama kue-kue tradisional yang diperjualbelikan di sini adalah lapek bugih, onde-onde sipuluik, surabi, dan berbagai kue basah lainnya.
Apakah anda harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk berbelanja di pasar ini? Well itu tergantung jumlah makanan dan minuman yang anda beli. Aneka makanan dapat diperoleh dengan harga-harga terjangkau. Menurut penulis harga-harga yang dijadikan bandrol atas dagangan mereka tidaklah mahal. Bahkan dengan uang Rp. 500,- saja anda telah dapat membeli sebuah onde-onde, penganan dari tepung beras pulut yang di dalamnya diisi dengan gula merah, diberi air pandan sehingga warnanya menjadi hijau alami, kemudian di bagian luarnya ditaburi oleh kelapa parut dan gula pasir. Rasanya enak dan lezat. Penganan yang satu ini sangat terkenal bahkan hingga ke negeri sakura sana.
Well, pasar pabukoan yang disediakan oleh pemerintah secara resmi memang hanya terdapat di dua titik di atas, namun hampir di setiap jalan yang ada di kota Padang kita akan menyaksikan berbagai jenis stand-stand makanan dan minuman yang didirikan atas kreatifitas para pedagang sendiri. Jalan jati adabiah, jalan Abdul Muis, Jalan Andalas, Jalan Proklamasi, Jalan Sisingamangaraja, Simpang Haru, Pasar Baru, Pasar Alai, Jalan Patimura, Tabing, adalah sederet lokasi yang banyak dijadikan pilihan oleh para pedagang untuk berdagang aneka makanan dan minuman bahkan buah-buahan di bulan suci ini.
Ramadhan menjadi sebuah momentum bagi generasi muda untuk mengaplikasikan jiwa wirausahanya. Inilah mengapa akan banyak kita temui mahasiswa yang beralih profesi menjadi pedagang makanan dan minuman berbuka selama bulan Ramadhan. Bekerja sama dengan beberapa rekan mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha mereka teguhkan niat untuk berjualan di pinggir jalan. Ini tentunya energi positif yang layak kita berikan apresiasi.
Menyaksikan aneka makanan dan minuman di kala kita sedang berjuang untuk menahan lapar dan dahaga tentunya membuat kita terpancing untuk membeli barang satu atau dua makanan dan minuman yang didisplay dnegan cantik dan menarik di stand-stand tersebut. Usai mengabadikan aneka makanan dan minuman tersebut dalam camera, saya akhirnya memutuskan untuk membeli beberapa makanan untuk berbuka puasa. Onde - onde, lapek bugih, dan surabi akhirnya menjadi menu pilihan saya. Ahhhh, tidak sabar rasanya menunggu bedug berbuka puasa hehehehe.
Anda tertarik?
Mari kunjungi pasa pabukoan di kota Padang. Saya jamin aneka kuliner segera menghadang anda dengan rasanya yang lamak bana [baca : manyusss].
Padang
Arin - Netizen Journalis
http://muda.kompasiana.com/
http://muda.kompasiana.com/
EmoticonEmoticon