Kerbau berkeliling sementara pekerja memeras tebu. Warga menggiling tebu untuk dijadikan gula merah masih memanfaatkan jasa kerbau karena menurut mereka lebih cepat mengilang tebu dibandingkan menggunakan mesin.
Dari sebuah pondok yang beratap rumbia tanpa dinding, tampak aktivitas lelaki dengan kerbaunya. Ia sibuk menjejalkan potongan-potongan tebu ke mulut mesin peras tradisional. Potongan-potongan tebu yang terjepit mesin penggilingan tebu bertenaga kerbau itu keluar cairan manis, mengalir, lalu jatuh ke dalam baskom penampungan. Uniknya, mata kerbau harus ditutup. “Kalau tidak ditutup, ia malah berhenti bekerja”,
Kerbau yang menjadi ‘motor’ penggerak mesin giling itu disebut Kabau Pangilang atau Kerbau terus berputar 360 derajat. Tanpa dihela, tanpa dicambuk. Ia mengelilingi poros mesin, hingga menimbulkan jejak melingkar.
Air sari perahan yang manis pun dituang dalam kuali besar untuk kemudian dipanaskan dalam tungku batu berbahan bakar kayu dan ampas tebu. Dan bila air tebu telah mengental coklat kemerahan, itulah saatnya menyiapkan cetakan-cetakan kayu. Pasta coklat dituangkan, dalam waktu 3 jam kepingan-kepingan gula merah mengeras nan manis dan siap dipasarkan.
Mangilang tebu, merupakan warisan keluarga turun-temurun selain bertani, mengukir, bertenun dan berdagang. Aktivitas yang banyak dilakukan oleh sebagian penduduk Pandaisikek, Sungai Pu, Bukik Batabuah.
EmoticonEmoticon