Kita justru pada hari ini, sering mengumpat akibat keberadaan mal itu, kemacetan sering terjadi, belum lagi di kawasan M. Yamin yang makin semrawut karena Kota Padang dituding sebagai kota tanpa terminal. Apa benar di Kota Padang dulunya tidak pernah punya terminal?
Sebenarnya Kota Padang pernah memiliki terminal, yaitu, terminal Goan Hoat untuk angkutan kota dan Terminal Lintas Andalas untuk angkutan umum. Pembangunan Terminal Lintas Andalas dilakukan sehubungan dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan penumpang di Kota Padang, sehingga tidak tertampung lagi di Terminal Goan Hoat. Terminal Lintas Andalas dioperasikanlah tahun 1972 di bawah pengawasan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya.
Konon, sebelum kawasan terminal Lintas Andalas ini disulap, dulunya tempat ini merupakan kawasan kuburan orang-orang Belanda (sekarang tidak tahu, apa kerangkanya sudah dipindah atau belum). Sewaktu penulis masih berumur 7 tahun dan bersekolah di SD Baiturrahmah Lokasi, Terminal Lintas Andalas menjadi lahan perekonoman baru bagi masyarakat yang bergerak di sektor informal seperti kelompok pedagang, buruh angkat dan agen. Situasi terminal yang sangat padat memicu munculnya permasalahan sosial di terminal seperti premanisme, kriminalitas dan pengamen jalanan.
[post_ads]
Lokasi terminal yang berada di pusat kota dan tingginya arus kendaraan yang menuju pusat kota akhirnya dirasakan oleh pemerintah mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat di pusat kota karena arus keluar masuknya bus ke terminal. Oleh sebab itu pemerintah menetapkan bahwa lokasi terminal harus dipindahkan ke wilayah pinggiran kota.
[post_ads_2]
Sekarang justru, sejak kawasan Terminal Lintas Andalas disulap menjadi mal mewah dengan nama Plasa Andalas, kita mulai terusik dengan masalah kemacetan. Dan sering umpatan itu kita alamatkan ke penguasa di Kota Padang ini.
sumber:
http://talogondan.wordpress.com/2013/03/29/terminal-lintas-andalas-dalam-potret-1970an/
EmoticonEmoticon