30 April, 2018

Amanat Ninik Yang Bertiga

Amanat Datuk Suri Diraja

Berkata Datuk Suri Diraja kepada segenap penghulu dan orang orang patut di Pariangan Padang Panjang

Dengarlah ibarat kata hamba oleh segala penghulu dan orang yang mempunyai bicara:Sutan Kayo di Koto alam
Kayu mati diperumahannya
Jika engkau kaya didalam alam
Akan mati juga kesudahannya
Berbuak kayu di Koto Alam
Buahnya tindih bertindih
Jika engkau bertuah didalam alam
Hanya tuah itu silih berganti
Kayu Pantai di Koto Alam
Pantainya sandi basandi
Jika engkau pandai didalam alam
Patah tumbuh hilang berganti.

Pikirkanlah sungguh sungguh oleh segala yang mempunyai bicara akan ibarat kata hamba itu.

Selanjutnya disaat Datuk Suri Diraja akan meninggal beliau berkata kepada segala raja raja dan segala penghulu dari laras koto piliang dan laras bodi chaniago :

“Adapun kita segala yang disungkup langit, yang ditanahi bumi lalu ke mekah dan medinah sekalian, sedikitpun tiada yang lebih dan kurangnya. Jika dikatakan lebih ada kekurangannya, dikatakan kurang ada kelebihannya, dikatakan tinggi ada rendahnya dikatakan rendah ada tingginya.
[post_ads]
Jika dikatakan raja lebih tinggi dan orang besar besar itu ada kelebihannya, terlalu rendah pada bathinnya karena barang siapa yang hendak menjadi raja atau orang besar besar itu, hanya mengisi adat menuang lembaga kepada alam, kepada setiap luhak atau laras atau nagari, itulah rendahnya. Oleh sebab itu janganlah engkau berdengki dengkian, karena malu belum dibagi oleh ninik Datuk Katumangguangan dan Datuk Parapatiah nan Sabatang.

Meskipunsawah ladang, emas perak, segala ternak dan pakaian juga dibagi, demikian pula didalam laras Koto Piliang dan Bodi chaniago, jika tanah sudah berkabung, padi sudah bergantang, jarum sudah terbentuk seorang, hanya malu yang belum dibagi.

Oleh sebab itu janganlah engkau bercerai berai sepeninggal kami. Payung yang mempunyai kerajaan adalah Datuk Katumangguangan. Jika berang laras Bodi Caniago kepada larasnya, mengadunya ke laras Koto Piliang, begitu pula sebaliknya, itulah sumpah ninik moyang berdua, yang tiada lapuk oleh hujan tiada lekang oleh panas, digali dalam digantung tinggi, itulah mulanya jadi persemandanan laras Koto Piliang dan laras Bodi chaniago.

Bagi laras Bodi Chaniago, penghulunya oleh yang sekata, tuahnya karena mupakat, celakanya oleh bersilang, apabiladapat kerja semupakat, jadilah barang kerjanya, barang ke mana mana, maksudnyapun sampai.
[post_ads_2]
Adapun laras Koto Piliang orang beraja: apabila hendak menyusun larasnya berkirim surat kepada Datuk Pamuncak Alam di Sungai Tarab, Datuk Indomo di Saruaso dan tuan Khadi di Padang Ganting diatas daulat yang dipertuan. Maka barang apa apa kerjanya pun jadi berkat pekerjaannya.
[lock]
Pamuncak alam di Sungai Tarab
Payung panji di Saruaso
Suluah bendang di Padang Ganting
Cermin cina di Singkarak Saningbakar
Harimau Campo di Batipuah
Tangkai alam di Pariangan Padang Panjang
Pasak kungkung di Sungai Jambu
Raja besar di Bukit Batu Patah [/lock]
Jika berkata dengan orang yang tahu, lebih bak santan dengan tanguli, dan berkata dengan orang yang tidak tahu, lebih bak antan pencungkil duri. Oleh sebab itu baik baiklah engkau mencari salak silik, baik baiklah engkau mencari kata pusaka, supaya selamat kamu dialam ini.


EmoticonEmoticon